Rabu, 02 Maret 2016

The Most Beatiful Home In The World

Kapuk, Cengkareng - Hari ini, Selasa, 1 Maret 2015 jam 23.54 saya mulai menulis lagi setelah sekian lama tidak menulis. Kemarin saya akhirnya membuka lagi blog yang pernah dibuat pada tahun 2012. Sudah cukup lama tidak menulis dan lagi-lagi malas adalah penyakit terbesarnya.

Kali ini saya ingin menulis tentang anak-anak yang belakangan ini saya bina. Yah, sudah 2 bulan terakhir ini saya membina beberapa anak SD dan SMP khususnya mengajarkan Matematika pada mereka. Ini semacam memberikan bimbingan belajar pada mereka tapi secara gratis. Yah, gratis dan benar-benar gratis. Artinya mereka tidak membayar sepeser pun untuk mengikuti bimbingan belajar ini. Saya menyebutnya dengan BBG dari asal kata Bimbingan Belajar Gratis.

Dari dua tingkat tersebut SD dan SMP, jadwal yang paling banyak itu adalah untuk anak SD karena anak-anak SD meminta 2 pertemuan dalam satu minggu. Sebenarnya saya memberikan jadwal untuk masing-masing tingkat hanya satu minggu sekali, tetapi karena minat dan semangat anak-anak SD yang sangat tinggi, yah akhirnya saya berikan jadwal 2 kali peretmuan untuk tingkat SD.

Saya ingin bercerita tentang anak-anak SD ini. Diantara mereka ada 4 anak yang cukup sering hadir. Mereka adalah Della, Zahra, Ayu dan Nita yang kesemuanya adalah kelas 5 SD, kecuali Nita kelas 4 SD. Hari ini ternyata yang hadir hanya 2 orang yaitu Della dan Zahra. Mereka hadir tepat waktu dan bisa dibilang sedikit lebih awal yaitu beberapa saat sebelum jam 19.30. Sebelumnya, saya sudah siap di ruang belajar sambil mengulik-ulik komputer second yang sudah lebih dari satu minggu belum saya setting sejak saya beli.

Setelah saya buka pintu, mereka kemudian masuk tapi segera keluar lagi sambil tertawa cekikikan. Tidak lama kemudian mereka masuk lagi dan membawa satu jinjing plastik merah cukup besar dan langsung menaruhnya di meja komputer saya dan persis di sebelah kiri saya. Sekilas dapat saya lihat di dalamnya seperti kue brownies dengan ukuran pipih panjang karena memang plastiknya sedikit transparan. Samar-sama juga terlihat ada tulisan di atas permukaan kue sambil saya melirik ke arah mereka yang masih saja tertawa cekikikan. Yah, tidak salah lagi. Itu adalah kue brownies dengan ucapan “Happy Birthday Ka Angyun”.

Mereka minta agar segera dilihat dan dibuka, meskipun saya sudah tahu apa isi di dalamnya. Jadi segera saja saya lihat dan tidak butuh waktu lama untuk saya bawa ke bawah dan dibuka plastiknya bersama-sama dengan mereka. 

Sebelum browniesnya dimakan, kita foto-foto bareng untuk mengabadikan momen yang cukup berharga ini dan bisa dibilang sangat berharga. Bagaimana tidak, seingat saya belum pernah dapat hadiah dari anak SD. Terlebih anak-anak itu punya perasaan yang tulus. Bagi saya sederhana saja. Apa yang saya lakukan untuk mereka selama dua bulan terakhir ini artinya diterima oleh mereka dan mereka senang dengan semua itu sampai akhirnya mereka ingin membuat kaka nya merasa senang di hari lahir nya.

Dalam satu tahun terakhir ini tidak banyak hal yang saya capai. Bisa dibilang justru banyak kegagalan yang terjadi. Bahkan mungkin itu adalah salah satu titik terburuk dalam ukuran karir sejak saya pertema kali bergabung dalam dunia profesional di salah satu LSM pada Oktober 2013. Meskipun dalam sisi mental, ini tidak separah dengan apa yang pernah terjadi ketika saya masih kuliah.

Setidaknya dalam 2 bulan terakhir menjelang usia ke 27, ada beberapa hal positif yang saya lakukan. Salah satunya hal yang sudah saya ceritakan tadi di awal. Yah paling tidak saat ini saya merasa punya rumah baru lagi selain beberapa rumah yang pernah saya dapatkan sebelumnya. Ini seperti apa yang pernah dikatakan dalam salah satu film kartun favorit saya yaitu Naruto, “Rumah adalah di mana orang-orang memikirkanmu”. Bagi saya, ini adalah salah satu Rumah Terindah Di Dunia yang saya dapatkan pada usia 27 tahun.
^_^